Ode Malam Lebaran

Saya tidak mudik tahun ini. Kenapa? Tanggung saja waktunya. Sebentar lagi saya ada yudisium soalnya. Jadi aja, waktunya sempit untuk mudik. Biarlah di sini saja; di pinggiran Jakarta sambil menikmati sunyinya hari-hari terakhir Ramadhan.

Tapi syukurlah tidak terlalu sepi di kampus. Lho, kok di kampus? Begini, selama bulan puasa ini saya tinggal di kampus. Di posko mapala kampus saya. Menginap bareng Udik yang orang Solo, Ucup yang orang Bekasi, Jalu yang orang Magelang, Sebastian yang orang Mentawai, Antonius yang orang Sukoarjo, kadang Endji yang orang Surabaya yang datang mentraktir makan—terima kasih banyak untuknya. Jadi, saya tidur, mandi, sahur, berbuka di kampus. Hari-hari terakhir di kampus ini; saya ingin lebih dekat dengan kampus ini. Kalaulah tidak di kampus; di hari-hari terakhir Ramadhan, saya duduk-duduk dan sering tertidur di An Nashr, masjid depan kampus yang baru saja dipasang empat unit Air Conditioner.

Menjelang lebaran, waktu terasa lamban berputar. Saya ingat rumah. Ingat dengan ramainya rumah saat berbuka; oleh keluarga dan orang-orang yang mampir di rumah. Ingat dengan masakan hasil laut yang di gelar di atas tikar pandan. Ingat dengan Sepat—sambal kuah asli Sumbawa—yang tiap berbuka dibuat oleh ibu saya yang orang Sumbawa. Menjelang lebaran begini, seharusnya saya ada di rumah. Tiduran di gazebo belakang rumah sambil mengobrol dengan ibu, bibi, dan paman-paman saya; tentang kuliah, ibukota, sayuran yang baru ditanam, dan ikan lele di kolam. Atau duduk di teras depan, ikut-ikut mengobrol tentang kuda pacuan bersama ayah, abang, sepupu, dan juga paman-paman yang semuanya menggemari pacuan kuda.

Malam lebaran ini tidak demikian. Jalan di depan posko ramai dengan pengendara sepeda motor hilir mudik; dengan pusat keramaiaannya di Bundaran Sektor 9 yang disesaki asap kembang api. Entah mengapa, mereka begitu bahagia saat Ramadhan berakhir. Tengah malam, saya hanya duduk sendirian di depan posko sambil memetik gitar. Mencari-cari chord lagu Home-nya Michael Bubble. Juga saya carikan nada intronya dengan harmonika merek Hero buatan Republik Rakyat China. Tapi, karena tidak ada alat penyangga harmonika yang digantung di leher (apa ya namanya?), saya tidak bisa memainkan keduanya secara bersamaan. Ah, biarlah.

Iseng saya rekam suara saya sambil memetik gitar dengan mode MMScompatible. Ugh, ternyata mendengar rekaman suara sendiri malu rasanya. Nadanya ke sini, suara saya malah entah ke mana. Saya coba rekam beberapa kali. Hasilnya sama saja. Ah sudahlah, tidak usah dipaksa; toh saya tidak dibayar. Saya hapus yang sangat-sangat jelek dan memilih yang saya anggap bagus; yang sedikit mirip dan banyak sekali bedanya dengan suara penyanyi aslinya. Begini syairnya yang saya lompat-lompatkan.

Maybe surrounded by

A million people I

Stilll feel allalone

I just wanna go home

Oh, I miss you, you know

Let me go home

I’m just too far

From where you are

I wanna come home

Saya kirim MMS ke adik saya, dengan rekaman yang menurut saya paling bagus nadanya. Pastilah dia mengerti Michael Bubble, karena dia pernah jadi penyiar radio. Mengerti di sini artinya bukan mengerti watak, kemauan, sampai perilaku si Michael Bubble, tapi artinya tahu kalau Michael Bubble itu penyanyi. MMS-nya buat semua keluarga di rumah, khususnya untuk ibu saya. Beberapa saat kemudian sebuah SMS masuk di ponsel saya. Dari Kiki, adik perempuan saya satu-satunya itu. Begini SMS-nya.

Jelek sekali suaranya,,,

He..he..he.. Ternyata tidak sesuai harapan. Tapi, berpikir positif saja. Mungkin dia sedang tidak berselera mendengar suara yang merdu karena sedang sibuk-sibuknya jadi mahasiswa baru.

Posko Stapala, 13:34, 7 Oktober 2008

“Ingin sekali bertemu Ramadhan tahun depan. Banyak sekali salah yang saya lakukan dalam Ramadhan ini. Bila ada waktu untuk saya”

17 Responses to “Ode Malam Lebaran”

  1. Mang Kumlod Says:

    Amiin….
    Mudah2an menemukan hal baru saat ga mudik….
    Gimana? Kapok ngga, ga mudik? 😀
    Sekalian Maap lahir bathin kalau ada kata2 salah..

    -mang kumlod-

    shavaat: Ternyata begini rasanya lebaran ga bersama keluarga. Tapi, adalah hikmahnya 🙂
    Sama2, Mang Kumlod, maaf bila ada salah kata. Terima kasih sekali, datang berkunjung ke sini…

  2. agungfirmansyah Says:

    Wah, ente anak STAN ya?

    shavaat: Iya. Kuliah di kampus yang banyak kambing berkeliaran 😀

  3. My Says:

    maap lahir bathin ya…..

  4. mriyandi Says:

    Wakakakkakakakkkkk…
    Keren banget sms balesan adek lu….
    Woi… Gw sabtu ke posko… anak2 dah banyak belon ya????

  5. Heidy Says:

    Heheheheheee….sabar kawan.
    semangat!!!
    bukan km aza kok yg ndak pulang
    malah sy rencananya ndak mau pulang lg, enak jg lebaran di ranah rantauan:)

  6. ILYAS ASIA Says:

    ya, kadang sesuai keinginan
    kadang tidak

  7. wi3nd Says:

    iya sedih banged yakh klu harus berlebaran sendirian,tanpa orang tua dan kel..:(
    waa..laguna sama..”wanna go humz “na MB..aku sukaaa banged..*toosss..*

  8. kucingkeren Says:

    haha..harusnya rekam saja suara si buble itu…

  9. agungfirmansyah Says:

    Keluarga memang ga tergantikan Mas.

    Bisanya cuma nambah yang baru 😀 .

  10. Dalila Sadida Says:

    ya semoga kita bertemu di ramadhan tahun depan 😀

  11. raysha Says:

    aduuh, gak akan kebayang hancurnya hati cha2 klo harus lebaran tanpa keluarga…. T_T

  12. conandole Says:

    saia sudah 3 kali lebaran gak lebaran d kampung halaman…..

    tapi gak berturut2 sih….gak mau kayak bang toyib…

  13. shavaat Says:

    @my: sama2, May..Maaf lahir bathin juga…

    @mriyandi: he3, datang aja k posko. Masih rame di sini…

    @heidy: tapi, kangen banged rumah ini..

    @ilyas: iya, pak ilyas. Diterima saja, sebaiknya…

    @wiend: *toss*, itu lagu pas banged buat yang ga mudik. He3

    @kucing keren: awalnya pengen rekam si bubble. Tapi ntar takut di rumah ga ada yang kenal suaranya. Eh, ternyata hasilnya jelek. Ga sesuai harapan:-)

    @agung: he3, bisanya cuma nambah yang baru? kayaknya saya mengerti maksud dari kalimat ini. 🙂

    @dida: semoga. amin…

    @cha2: ga begitu buruk, Cha. Terlewati begitu saja..

    @conan: ente bisa betah ga pulang 3 kali. ane saja kangennya setengah mati..

  14. Heidy Says:

    Dah di rumah kan skarang misterius aneh n gokil..

  15. neng_nong Says:

    alhamdulillah.. keinginan buat ktemu ramadhan lagi, tercapai… *insyaAllah..*

    3 hari menjelang ramadhan….
    maaf jika ada salah kata, salah ucap, ataupun salah perbuat…

    smoga ramadhan kali ini bisa jadi ramadhan paling indah, paling full, dan buat kita lebih cinta lagi sama bulan seribu bulan ini.

    lebaran kali ini pulang kaaaaaan…. jadi g sedih lagi deeeehh

    heheeeee

  16. shavaat Says:

    @heidy: ha2, ga terasa postingan ini hampir satu tahun yang lalu.
    @nengnong: yoa, sama2. maaf bila ada salah ucap, salah buat. insyaAllah, lebaran ini pulang…


Leave a reply to Kristy Cancel reply