Turunkan tanganmu Jenderal!
Siapa yang kau beri hormat, Jenderal?
Turunkan tanganmu Jenderal!
(Nagabonar, dalam Nagabonar Jadi 2)
Berdirilah di ujung belokan halte busway Dukuh Atas; tepat segaris di belakang patung Jenderal Sudirman. Di posisi itu, bisalah kita merasakan sudut pandang patung Sang Jenderal, seandainya patung itu makhluk hidup dan bisa melihat. Tapi, ada yang aneh di sana. Kepada siapakah Panglima Besar itu memberi hormat? Kepada gedung-gedung tinggi menjulang dan orang-orang yang ada di dalamnya? Kepada kendaraan yang berlalu lalang, juga orang-orang yang ada di dalamnya? Termasuk kita yang kebetulan lewat di depannya?
Seorang kawan pernah menulis tentang perkataan temannya,”Kau lihat gedung-gedung itu? Di atas sana ada orang yang penghasilannya dua ratus juta perhari, di bawah sini banyak orang-orang yang dua puluh ribu saja perhari susahnya bukan main”. Saya setuju dan terkesan dengan kata-kata itu. Bukan karena bersikap anti terhadap gedung-gedung tinggi menjulang, yang seperti melambangkan kedigdayaan kapitalisme. Bukan pula iri karena bukan termasuk orang-orang yang ada di atas sana. Tapi karena, mengapa jurang antara yang kaya dan miskin begitu dalam, bahkan di antara tempat yang tidaklah jauh-jauh jaraknya?
Enampuluh tiga tahun kita merdeka dari peluru, tank, pedang samurai, dan pesawat tempur. Sekarang, semuapun tahu, giliran kemiskinan, kebodohan, dan kemalasan, menjajah negeri ini. Banyak pula ekonom, politikus, aktivis, akademisi, wartawan, dan lain-lain rupa profesi yang berpendapat bahwa penjajah negeri kita yang lamapun tetap menjajah negeri ini. Bukan dengan mitraliur, tank, atau pesawat tempur; tapi dengan kuku-kuku kekuatan ekonomi yang mampu mengendalikan negeri ini manasuka mereka.
Bila para tokoh negeri, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, atau mantan pejuang merasa jiwa menghargai kemerdekaan negeri ini semakin menurun; tentulah bukan salah siapa-siapa. Bukan karena tidak menghargai kemerdekaan. Atau tidak menghargai jasa-jasa pejuang kemerdekaan. Tapi mungkin karena; sampai sekarang rakyat kita masih belum merasa merdeka seutuhnya. Belumlah Merdeka 100%. Karena merasa belum merdeka sepenuhnya (dari kemiskinan, kebodohan, kemalasan dan cengkraman asing yang menguasai sektor ekonomi negeri ini); jadilah peringatan kemerdekaan seperti angin lalu saja.
Kamis, 14 Agustus 2008 (Tiga hari menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia)
”Bila kemerdekaan telah digenggam sepenuhnya; tanpa diminta pun, rakyat akan memasang panji merah-putih di mana-mana. Bahkan mungkin sampai di dalam dompet mereka; bersanding dengan foto kekasih hati. Tapi lihatlah sekarang; begitu tinggi semangat rakyat ini dengan peringatan kemerdekaan ini. Mungkin patutlah kita semua bersyukur; karena masih ada harapan di hati mereka akan kemerdekaan negeri ini yang sebenar-benarnya”
August 14, 2008 at 6:54 pm
halah… masih pakek xp bajakan kan ya?
August 15, 2008 at 1:54 am
Yuk..kita bangun Indonesia Tercinta…
August 15, 2008 at 3:07 am
merdeka Indonesia ku…….
August 15, 2008 at 9:13 am
”Bila kemerdekaan telah digenggam sepenuhnya; tanpa diminta pun, rakyat akan memasang panji merah-putih di mana-mana. Bahkan mungkin sampai di dalam dompet mereka; bersanding dengan foto kekasih hati. Tapi lihatlah sekarang; begitu tinggi semangat rakyat ini dengan peringatan kemerdekaan ini. Mungkin patutlah kita semua bersyukur; karena masih ada harapan di hati mereka akan kemerdekaan negeri ini yang sebenar-benarnya”
Biaya Kesehatan dan Pendidikan merupakan dua kata yang “sangat menakutkan” bagi orang miskin di negeri ini. Akibat mahalnya biaya pendidikan dan sulitnya mendapatkan pelayan kesehatan, orang miskin mungkin sudah lupa apakah benar bangsa ini telah 60 tahun lamanya merdeka. Orang miskin mungkin baru menyadari bahwa bangsa ini telah merdeka ketika diperintahkan agar mengibarkan bendera merah putih di depan rumahnya.
Pada HUT Kemerdekaan RI ke-63 ini, kita kembali mengheningkan cipta untuk mengenang jasa dan berdo’a bagi arwah para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan. Namun alangkah lebih baik, jika sambil mengheningkan cipta kita juga mengingat penderitaan yang dialami orang miskin. Orang miskin juga ikut memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, jadi mereka juga punya hak untuk menikmati arti kemerdekaan. Tidaklah manusiawi, jika orang miskin disanjung dan dikunjung serta dibutuhkan para elit hanya pada saat menjelang Pilkada dan Pemilu.
http://ksemar.wordpress.com/2008/05/03/derita-orang-miskin-dan-kegelisahan-arwah-pejuang-kemerdekaan/
August 15, 2008 at 3:58 pm
mungkin kita baru bisa merdeka 100% setelah negeri ini terbebas dari virus korupsi, mas shavaat …
August 16, 2008 at 1:50 am
met ultah yang ke 63 deh moga rakyatnya makin makmur ditanah yang gembur ( asl jangan koruptor dibiarkan kabur)
August 17, 2008 at 9:51 am
hmm…hikmahnya kita jadi berpeluang untuk menjadi pejuang kan?
intinya hidup ini adalah perjuangan koq.
jadi wajar kalau kita memang masih harus terus berjuang, merdeka ataupun tidak.
merdeka, bung shavaat!
August 17, 2008 at 11:13 am
hu;uh, jadi inget pilem nagabonar..
yee,,
semangat!
merdeka!!
August 17, 2008 at 11:22 am
selamat hari kemerdekaan ke – 63
August 17, 2008 at 5:14 pm
salam
Merdeka ,merdeka ,merdeka ..
marilah kita mengenang para pahlawan yang telah mendahului kita
marilah kita membqngun bangsa tercinta ini
Numpang kenal Lare Boyolali
August 18, 2008 at 6:17 am
Dirgahayu Indonesia ku semoga berjaya di hari-hari mendatang dan akhirnya kemerdekaan adalah milik kita sepenuhnya, amien 😀
August 18, 2008 at 6:47 am
merdeka juga mmg harus bebas dari kebodohan, kemiskinan, dll…
hidup Indonesia…!!!
August 19, 2008 at 10:47 am
indonesia… r u still there??
August 20, 2008 at 5:05 am
@black: He2, ya. Soalnya kemarin saya install, eror dia.
@syelvipoe3: Inginnya seperti itu. Mari bangun negeri ini*tapi kadang, saya sendiri hanya bisa bicara saja*…selamat berkunjung
@tukangobatbersahaja: Indonesia saya juga…h2
@ksemar: Iya, Pak. Padahal pendidikan dan kesehatan amatlah penting, siapapun tahu itu. Pendidikan; adalah salah satu jalan yang mungkin saat ini, untuk merubah nasib rakyat ini. Jjuga kesehatan; sedang bagaimana bisa belajar dan bekerja keras bila kesehatan kurang. Tapi, apapun itu, semoga kita bisa memberi sumbangsih diri,,
@pak guru Sawali: Aduh, saya lupa menulis korupsi di tulisan di atas. Benar, Pak; sebenarnya kalau dilihat akar permasalahan2 kita, sebagian besar berawal dari korupsi..Korupsi yang sudah membuat kita terjerat sedemikian ini.
@fahrizalmochrin: semoga, pak. 🙂
@nana: Itu memang film bagus benar. Bikin semangat.
@adi isa: Selamat juga, Bung!
@doelsoehono: Salam kenal ya Pak…*kata2 Merdeka sepertinya diucapkan dengan bersemangat sekali :-)*
@Rita: Amien, Bu..
@my: Setuju saya
@kucing keren: Masih, masih di sini. Selalu dicintai, tapi sering juga dibenci…
August 20, 2008 at 1:23 pm
Kalo tujuhbelasan, ada baiknya kita budayakan lomba2 yg inovatif dan bermanfaat.
Misal, lomba membuat kompos untuk anak2 kecil or mendaur ulang kertas. Insya Allah lebih baik dari pada sekedar makan kerupuk 🙂
August 21, 2008 at 2:55 pm
MERDEKA itu diawali huruf “M”, diakhiri huruf “A”. nah kalo dieja jadi M+E+R+D+E+K+A
betul gak sih?!?!!?? (sambil ngisi TTS, 7mendatar 7kotak)
gak nyangka dapet temen blog jauh dari medan , met kenal balik 😀
shavaat: Kayaknya betul, Mbak.
Teknologi memang mambuat jarak semakin tidak berarti. Salam kenal lagi… 🙂
August 21, 2008 at 8:35 pm
karena KKN negara kita jadi terpuruk 😦
shavaat: setuju saya…
August 22, 2008 at 3:54 am
Walaaah….. yang kena bencana lumpur Lapindo saja…. masih merasa terjajah oleh perusahaan yang telah menghancurkan lahan mereka…. ya bagaimana mau merasa merdeka?? 😦
shavaat: setuju, Pak Yari… Udah dua tahun ya. Tanggung jawabnya gimana ya?
August 22, 2008 at 11:03 am
kalau ini saya setujah!
kebanyakan orang bilang Indonesia tercinta ini belum meredeka!
kalo belum merdeka kita nggak bakalan bisa buat patung Jndral Sudirman yang gagah seperti itu!
nah kalo belum merdeka 100% saya setujah!
wkeekeke!
August 22, 2008 at 11:46 am
Yah begitulah realitas yang harus kita hadapi di negeri kita tercinta. Semoga mulai 2009 ada perbaikan 😀
shavaat: ya, kita semua berharap demikian. Semoga 2009 juga tahun2 berikutnya terjadi negeri ini bisa lebih baik lagi…
August 23, 2008 at 9:54 am
Kita harus bangun negri ini bersama-sama, agar kesenjangan sosial tak pernah ada, apa kita bisa?
shavaat: tinggal bagaimana kita memberi peran saja…semoga bisa…
August 24, 2008 at 8:07 am
hahaha! terus berkarya ris!
minta liputan jj ke puncak dong!
shavaat: ya. tunggu saja, Dry,,,
August 25, 2008 at 3:58 am
…..Tapi karena, mengapa jurang antara yang kaya dan miskin begitu dalam, bahkan di antara tempat yang tidaklah jauh-jauh jaraknya?….
Hhhhhhh *tarik napas berat*
200 juta tidak sebanding dengan 2 ribu ya….
Semoga hati orang-orang kaya itu bisa tergerak…
Setidaknya menyisihkan 20 juta saja……
Masih tersisa 180 juta…
shavaat: Pastilah mereka menyisihkan sebagian hartanya. Pasti. Hanya saja, yang miskin memang terlampau banyak di negeri ini,,,
August 26, 2008 at 5:40 am
Merdeka ada keterikatan dalam kebenaran Allah.
Kebenaran Sejati
Shavaat: Sorry, kita tidak sejalan. Semestinya kita tak sepaham.
Saya muslim, dan sudah jelas bagi kita: untuk mu agama mu, dan untuk ku agama ku. Mungkin saya tidak akan sering2 ke blog Anda, karena saya umat Muhammad SAW, Nabi yang dicintai umat muslim di manapun mereka berada. Saya tidak akan tahan dan sangat bersedih, sungguh, bila membaca kesalahpahaman dan tuduhan yang dialamatkan pada beliau.
Salam kenal, salam damai…
June 27, 2009 at 10:24 am
wahaa setuju sama kak shavaat! 😀
August 26, 2008 at 7:01 am
Semoga arwah para pahlawan di terima disisi-Nya. Amien ….
shavaat: Amien.. Selamat berkunjung, Bung…
August 29, 2008 at 3:48 am
shavaat: Benar, itu hanya istilah saja :-). Selamat berkunjung, Bung..
August 29, 2008 at 4:20 pm
tergantung parameternya sih mas…
emg merdeka 100% tuh parameternya gimana…
yaaah, tapi emang bener juga, kita masih punya banyak PR untuk diselesaikan…
semoga Indonesia makin maju… ^_^
shavaat: iya, semoga, kita semua berharap demikian…
Tentang Merdeka 100%, saya sendiri hanya meminjam istilah ini dari Merdeka 100%-nya Tan Malaka. Bebas menentukan nasib bangsa sendiri, demi rakyat, tanpa mengemis pada pihak lain. Cita2 jaman kapan ini, belumlah tercapai sampai sekarang.
August 29, 2008 at 4:34 pm
MERDEKA..
bangkitlah Indonesia…..
shavaat: Semoga…
Tapi saya sendiri belum bangkit2 nih…
August 30, 2008 at 6:54 pm
Merdeka… ????
kata-kata itu sering aku dengar, kalau gak salah bulan2 ini hampir tiap hari aku dengar
tapi kok belum aku rasakan banget ya ?????
apa karena aku telah kehilangan “rasa”
shavaat: yah, apa karena bersifat seremonial saja?
August 31, 2008 at 2:28 am
Semoga ramadhan bisa memerdekakan kita dari belenggu nafsu
shavaat: semoga. selamat berpuasa, Bung..
September 1, 2008 at 6:02 am
Belum merdeka 100%
Belum merdeka sepenuhnya
…dan kata-kata semacamnya…
Begitu saya teramat sangat benci sekali kalimat seperti ini
Kapankah kita akan berbenah diri, demi Indonesia tercinta ini??
Terlalu banyak kritikus di negara tersayang ini
Tetapi para eksekutornya terasa mati…
Kepada siapa lagi kita hendak menitipkan mimpi
Jika kita sudah tiada rasa percaya lagi
Mari benahi diri sendiri
Mari tetap bermimpi dan bervisi
Namun tetap lakukan eksekusi
Brani ga?? (jawab aja dalam hati…)
Met puasa smuanya…smoga mendapat barakah Illahi…
September 2, 2008 at 2:19 am
sekali merdeka tetep medeka….
met manjalankan ibadah di bulan ramadahn …..ye…
September 4, 2008 at 5:24 am
om nouris…
merdeka…!!!!!
mari merdekakan diri sendiri dulu…
maaf lama ga da kabar…
ane baru turun gunung neh…..
perjuangan 2 bulan digunung hehehe
shavaat: yo i, kita harus bebas dari kemalasan dan kebodohan! *diucapkan dengan tangan terkepal seperti sedang demonstrasi*
selamat turun gunung, Dole…
September 8, 2008 at 8:43 am
MERDEKA… Dah mo pemilu neeh… Moga2 2009 nanti ada pemimpin yg bisa memerdekakan Indonesia.
shavaat: semoga…kita semua berharap demikian…
September 26, 2008 at 8:25 am
Wah wah wah…bnyk kali komentmu:)
February 24, 2009 at 10:34 am
Cek